Senin, 22 Agustus 2011

POTENSI DAN PELUANG TANAMAN OBAT SEBAGAI OBAT PELANGSING ALAMI

ABSTRAK
Tulisan ini didasarkan pada studi literatur yang bertujuan mengetahui potensi dan peluang tumbuhan obat yang ada disekitar kita dan di Indonesia pada umumnya, sebagai obat pelangsing alami. Ada kecenderungan masyarakat “back to nature” sebagai alternatif pengobatan. Beberapa jenis tanaman obat yang mempunyai potensi dan peluang sebagai obat pelangsing alami antara lain Daun Jati Belanda, Bangle, Asam Jawa, Blimbing manis, Kemuning. Tanaman-tanaman obat tersebut sebagai tanaman obat pelangsing alami dengan medegradasi lemak dalam tubuh.
Kata Kunci : Tanaman obat, lemak, obat pelangsing alami, lemak
PENDAHULUAN
Berdasarkan pengetahuan masyarakat, telah diketahuai beberapa jenis tumbuhan berkhasiat obat yang sangat populer antara lain: Jahe, Bangle, Kunyit, Temulawak, daun Jati Belanda dan lain-lain. Pengetahuan mengenai tanaman obat ini didasarkan pada jenis tumbuhan, bagian yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan khasiatnya.
Sekitar 25 dari obat-obatan yang diresepkan negara industri maju mengandung bahan senyawa aktif hasil ekstraksi dari tanaman obat (Supriadi, 2001). Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam, menunjukkan bahwa sekitar 80% penduduk dunia memanfaatkan obat tradisional. Karena efek samping dari tanaman obat ini relatif kecil.
Indonesia sebagai salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, merupakan negara yang sangat potensial dalam bahan baku obat. Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sudah sejak lama dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain untuk pengobatan juga dimanfaatkan sebagai pencegahan dan pemulihan stamina serta kosmetika. Dari penelitian etnomedika yang dilakukkan oleh peneliti di Indonesia telah diketahui sekitar 418 spesies tumbuhan yang digunakan sebagai obat antara lain mengobati penyakit malaria, demam, kulit dan pencernaan. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan jenis tumbuhan yang diperkirakan mencapai sekitar 25.000 jenis atau lebih dari 10 % dari jenis flora dunia.
Diantara tumbuhan-tumbuhan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat alami adalah untuk melangsingkan tubuh, oleh karena itu masyarakat berupaya untuk mewujudkan untuk menghilangkan lemak dalam tubuh (kegemukan) dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan.
Kegemukan dalam arti bahasa adalah kelebihan berat badan. Seseorang dikatakan gemuk jika memiliki kelebihan berat badan lebih dari 20% dari berat ideal. Kegemukan atau Obesitas adalah suatu penyakit multifaktorial sebagai akibat dari energi yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan (Raharjo et al. 2005). Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh kegemukan antara lain hipertensi dan penyakit jantung pembuluh darah yang menyebabkan peningkatan angka kematian. Kegemukan ini biasanya disebabkan kerena pola makan yang salah dan tidak terkontrol, kurang aktivitas (olah raga), faktor fisiologi seperti wanita hamil dan faktor psikologi seperti stress yang memeyebabkan pola makan terganggu
Salah satu indikator kegemukan adalah tingginya kadar lemak dalam tubuh. Orang gemuk cenderung mempunyai kadar lemak yang tinggi dibanding orang kurus. Lipid atau lemak terdapat dalam makanan kita sehari-hari. Lemak tidak pernah larut dalam plasma darah. Olah raga yang teratur, mengurangi makanan yang mengandung lemak tak jenuh dan mengutamakan sayur serta buah, menjaga pola makan secara benar, dan mengkonsumsi tanaman obat yang telah terbukti dalam menurunkan berat badan.
Pada prinsipnya obat pelangsing adalah obat yang dapat menghilangkan atau mendegradasi lemak dari dalam tubuh. Meningkatnya pemahaman wanita terhadap arti kesehatan membuat mereka lebih berhati-hati dalam memilih obat pelangsing yang akan dikonsumsi. Alasan praktis dan aman menjadi syarat mutlak sehingga mereka cenderung memilih obat pelangsing alami. Saat ini, banyak penelitian dilakukan untuk mendapatkan obat pelangsing yang berasal dari campuran tanaman obat yang biasa dikenal sebagai jamu. Bahan alam yang banyak digunakan untuk jamu pelangsing tubuh diantaranya adalah daun jati belanda, bangle, kemuning, tempuyang, kunyit, temu ireng, dan kencur (Widiyastuti 2000). Simplisia yang paling dominan adalah daun Jati Belanda yang kini telah banyak diteliti kandungannya.
KAJIAN PUSTAKA
Lemak
Lipid adalah komponen besar substansi biologik yang dapat larut dengan baik dalam zat pelarut organik seperti metanol, aseton, klorofom, benzen. Sebaliknya lipid tidak larut dalam air, hal ini disebabkan karena kurangnya atom-atom berpolarisasi (O, N, S, P). Lipid dapat digolongkan mejadi dua, yaitu: lipid yang dapat terhidrolisis artinya didalam air mudah dipecah dan lipid yang tidak terhidrolisis. Lipid yang dapat terhidrolisis antara lain : lemak (gliserol dan tiga asam lemak), lilin, ester sterol, fosfolipid yang merupakan gabungan ester-ester yang kompleks (Koolman and Rohm 1994).
Lemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus alkohol dari asam gliserol. Lemak tidak mempunyai muatan listrik, sehingga sering disebut sebagai lemak netral. Fungsi biologik, lemak sebagai bahan makanan adalah pembawa energi yang terpenting, lemak dapat berfungsi sebagi pengantar bagi vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Lemak dalam tubuh membentuk cadangan energi terbesar (Koolman and Rohmn 1994).
Lipid atau lemak terdapat dalam makanan kita sehari-hari. Lemak tidak pernah larut dalam plasma darah. Kecuali bila berikatan dengan protein tertentu, lemak bisa menyatu dan mengambang dalam darah. Lemak sangat dibutuhkan oleh tubuh, selain sebagai cadangan makanan dan pelarut vitamin A, D, E, dan K, lipid juga berfungsi untuk memelihara jaringan saraf dalam tubuh. Tetapi, kadar lemak berlebihan akan memberikan efek yang serius berupa kerusakan pembuluh koroner. (http://www.republika.co.id) diakses tanggal 26 Januari 2007.
Unsur lemak dalam plasma adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang pertama berikatan dengan protein tertentu membentuk lipo protein. Sedangkan unsur lemak yang terakhir berikatan dengan albumin. Lemak yang berasal dari makanan mengalami pemecahan menjadi asam lemak bebas, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol selama proses pencernaan dalam usus karena di-assembling dan diserap ke dalam darah dalam pembentukan kilomikron. Di dalam organisme (in vivo) pemecahan lemak dikatalisis oleh enzim lipase. Penghancuran lemak bahan makanan di dalam usus akan dibantu oleh enzim lipase pankreas.
Enzim Lipase
Hampir semua reaksi kimia yang terjadi pada sistem biologi dikatalisis oleh protein khusus yang disebut enzim. Seperti katalisator lainnya, enzin berfungsi mempercepat laju reaksi tanpa mengubah tetapan keseimbangannya (Lehninger 1982). Sebelum mengkatalisis, enzim harus bergabung terlebih dahulu dengan substratnya sehingga membentuk kompleks enzim-substrat. Setiap enzim memiliki bentuk yang khas sehingga hanya substrat tertentu yang dapat menempel pada enzim itu. Oleh karena itu dikatakan bahwa suatu enzim tertentu akan mengkatalisis reaksi tertentu pula.
Lipase adalah suatu enzim yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis ester berantai panjang dari gliserol (trigliserida). Substrat dari enzim ini adalah trigliserida berantai panjang yang tidak larut dalam air, seperti minyak dan lemak. Substrat yang paling murni adalah trigliserida cair buatan seperti trioleat atau trilinoleat. Trigliserida padat seperti tripalmitin bereaksi lambat dengan enzim. Ini disebabkan oleh faktor sterik dari substrat sehingga tidak mampu mengikat enzim (Stauffer, 1989).
PEMBAHASAN
Untuk mengatasi kegemukan, masyarakat dewasa ini telah banyak menggunakan tanaman obat sebagai upaya untuk menurunkan atau membuang lemak dalam tubuh. Tanaman obat yang dapat berfungsi sebagai penurun kadar lemak antara lain, daun Jati Belanda(Guazuma ulmifolia Lamk), Bangle (Zingiber cassumunar Roxb), kemuning (Murraya paniculata (L) Jack), blimbing manis (averhoa carambola L), kunyit, tempuyung (Sonchus arvensis).
Tanaman-tanaman obat ini berkhasiat meningkatkan metabolisme tubuh sehingga pembakaran timbunan lemak dalam tubuh akan meningkat. Dengan demikian akan mengurangi kadar lemak tubuh, sehingga dapat digunakan sebagai obat pelangsing. Selain itu dengan turunnya kadar lemak berarti akan mengurangi terbentuknya kolesterol, karena lemak merupakan faktor risiko tinggi terhadap kolesterol
Daun Jati Belanda(Guazuma ulmifolia Lamk)
Tanaman yang berasal dari negara Amerika beriklim tropis ini tumbuh secara liar di wilayah tropis lainnya seperti di Pulau Jawa. Nama daerah untuk jenis adalah di Sumatra disebut sebagai Jati Belanda(melayu); di jawa disebut sebagai jati londo (jawa tengah).
Tumbuhan ini berhabitus pohon, tinggi bisa mencapai 20 m, ditanam sebagai pohon peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuhan liar. Tumbuh pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 m dari permukaan air laut.
Daun Jati Belanda dapat mendegradasi lemak dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah dengan kandungan kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, lendiri, karotenoid, asam fenol dan damar. Senyawa tanin dan musilago yang terkandung dalam daun Jati Belanda dapat mengendapkan mukosa protein yang ada di dalam permukaan usus halus sehingga dapat mengurangi penyerapan makanan. Dengan demikian proses obesitas (kegemukan) dapat dihambat.
Hasil penelitian tentang daun Jati Belanda memperkuat penggunaannya secara ilmiah sebagai tanaman obat. Ekstrak daun Jati Belanda yang diberikan secara oral dengan konsentrasi 15 persen dan 30 persen dapat menurunkan kadar kolesterol total serum kelinci.
Seduhan dan rebusan daun Jati Belanda dapat meningkatkan konsentrasi asam lemak hasil hidrolisis minyak kelapa dengan bantuan enzim lipase. Iswantini et al. (2003) menyatakan bahwa ekstrak kloroform dari daun Jati Belandaini dapat meningkatkan aktivitas enzim lipase, sedangkan ekstrak air daun Jati Belanda yang mengandung tanin dan ekstrak steroid/triterpenoid mampu menurunkan kadar kolesterol darah tikus sebesar 31,51% (Rachmadani 2001).
Menuurut Raharjo et al. (2005) menjelaskan Ekstrak etanol daun jati belanda menghambat aktivitas enzim lipase serum Rattus norvegicus secara bermakna. Efek penghambatan meningkat sesuai pertambahan dosis. penghambat aktivitas enzim lipase (orlistat) dapat menurunkan absorpsi lemak dengan menghambat aktifitas enzim lipase pankreas yang mengkatalisasi hidrolisasi trigliserid makanan dalam usus menjadi 2 monogliserid dan 2 asam lemak rantai panjang, sehingga absorpsi lemak dihambat dan meningkatkan ekskresi lemak melalui feses.
Penggunaan daun Jati Belanda sebagai obat pelangsing di masyarakat dicampur dengan rimpang bangle (Zingiber cassumunar Roxb). Hal ini semakin meningkatkan keefektivitasan untuk mendegradasi lemak dalam tubuh.
Bangle (Zingiber cassumunar Roxb)
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Indonesia. Di Jawa dibudidayakan atau di tanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dari permukaan air laut. Herba semusim, tumbuh tegak, tingginya 1-1,5 m. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-rempah yang memiliki khasiat obat.
Kandungan senyawa kimia di dalam rimpang bangle antara lain: alkaloid, flavonoid, minyak atsiri, saponin, pati, tanin, steroid/triterpenoid, lemak, dan gula (Wijayakusuma et al. 1997) serta sineol dan pinen (Winarti et al. 1994). Tanaman bangle ini memiliki beberapa khasiat diantaranya adalah sebagai obat lemah jantung, sakit kepala, reumatik, pencahar, penurun panas, penyembuh sakit perut, batuk berdahak, sakit kuning, cacingan, ramuan jamu wanita setelah melahirkan, mengatasi kegemukan (Wijayakusuma et al. 1997), sebagai antioksidan, antiinflamatory (Masuda et al. 1994), dan sebagai insektisida (Nugroho et al. 1996; Ariani 2003) selain itu tanaman ini juga berfungsi sebagai analgesik (Ozaki 1994).
Menurut Darusman et al. (2001), degradasi lemak dapat didekati dengan hidrolisis lemak melalui aktivitas lipase, sehingga ekstrak yang bersifat aktivator enzim dapat dikategorikan sebagai peluruh lemak. Sebagai obat pelangsing, senyawa flavonoid yang terdapat pada rimpang diekstraksi dengan pelarut metanol 80% dapat meningkatkan aktivitas enzim lipase.
Febriany (2004) menjelaskan bahwa ekstrak metanol, air, tanin, dan steroid memiliki aktivitas tertinggi terhadap kerja hidrolisis enzim lipase pada konsentrasi 300 ppm, sedangkan ekstrak flavonoid pada konsentrasi 600 ppm. Ekstrak tanin pada konsentrasi 300 ppm merupakan ekstrak yang memiliki potensi meningkatkan aktivitas enzim lipase secara in vitro tertinggi, sedangkan ekstrak gabungan yang memiliki potensi tertinggi dalam meningkatkan aktivitas enzim lipase adalah flavonoid dan steroid.
Asam Jawa (Tamarindus indica L)
Asam Jawa, selain digunakan sebagai bumbu dapur juga sebagai tanaman obat. Nama lain untuk tumbuhan ini adalah di Sumatra: Bak Me (Aceh), Acamlagi (Gayo), Asam Jawa, Kayu Asam, Cumalagi (Minangkabau); di Jawa disebut sebagai Tangakal asem (Sunda), Acem (Madura); di Kalimantan disebut sebagai Asam Jawa; di Sulawesi disebut dengan Asang Jawi (Gorontalo), Camba (Makasar), Cempa (Bugis).
Daun tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia saponin, flavonoid dan tanin.
Senyawa aktif flavonoid dan tanin pada tanaman Asam Jawa dapat meningkatkan degradasi/peluruhan lemak, melalui seuatu peningkatan metabolisme dalam tubuh sehingga terjadi proses pembakaran timbunan lemak. Selain itu peluruhan lemak oleh senyawa aktif flavonoid dan tanin melaui pendekatan pemecahan lemak dikatalisis oleh enzim lipase. Ekstrak yang bersifat aktivator enzim bersifat dapat mendegradasi lemak sehingga mempunyai potensi sebagai obat pelangsing alami.
Blimbing Manis (averhoa carambola L)
Blimbing manis lebih dikenal masyarakat sebagi buah dengan rasa yang manis keaseman. Nama lain untuk tumbuhan ini adalah Dibalimbing Manih (Minangkabau); di Jawa disebut dengan Balimbing Amis (Sunda), Blimbing Legi (Jawa Tengah).
Daun dan batang dari tanaman ini mengandung asam oksalat sehingga rasanya asam dan air perasannya dapat digunakan sebagai penghilang karatan pada logam. Buah tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol tinggi dengan kandungan kimia lemak, glukosa, protein, besi, kalsium, phospor, vitamin A, B, C
Senyawa aktif yang terdapat dalam blimbing dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga meningkatkan pembakaran timbunan lemak dalam tubuh. Dengan demikian akan mengurangi lemak tubuh (melangsingkan tubuh). Sifat lemak yang sukar larut dalam plasma darah, dengan adanya protein maka lemak bisa menyatu dan mengambang dalam darah, sehingga tidak terjadi penimbunan lemak.
Kemuning (Murraya paniculata (L) Jack)
Kemuning tanaman yang biasanya tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan atau bisa digunakan sebagai tanaman hias. Karena mempunyai senyawa aktif yang berkhasiat sebagai obat, tanaman ini di golongkan sebagai tanaman obat. Nama lain untuk tanaman ini di Sumatra adalah Kemunieng (Minangkabau); di Jawa dikenal sebagai Kamuning; di NTB dikenal sebagai Kemuni dan Kamuning (Manado).
Tumbuhan ini berhabitus pohon kecil (perdu), mempunyai variasi morfologis besar sekali, tinggi pohon bisa mencapai 8 m. Jenis ini tumbuh liar disemak belukar, tepi hutan atau ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m dari permukaan air laut.
Kemuning juga mengandung senyawa aktif atsiri, damar, glikosida, dan meransin yang mempunyai potensi dapat mengurangi lemak tubuh berlebihan dan pelangsing tubuh. Daun tanaman ini dapat digunakan sebagai obat penurun kadar kolesterol dalam darah dengan kandungan kimia, tanin, flavonoid, steroid dan alkaloid. Hasil penelitian pada daun kemuning menunjukkan, pemberian infus ekstrak daun kemuning sebesar 10 persen, 20 persen, 30 persen, dan 40 persen sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan berat badannya secara bermakna (http://www.republika.co.id) diakses tanggal 26 Januari 2007.
Senyawa aktif daun kemuning ini dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga meningkatkan pembakaran timbunan lemak dalam tubuh. Dengan demikian akan mengurangi lemak tubuh (melangsingkan tubuh). Semakin berkurangnya lemak dalam tubuh berpotensi pula mengurangi kadar kolesterol karena lemak merupakan faktor risiko tinggi terhadap kolesterol.
Tanaman-tanaman obat yang telah dipaparkan di atas bekerja meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga pembakaran timbunan lemak juga akan meningkat, selain itu juga melalui degradasi/peluruhan lemak yang dapat didekati dengan hidrolisis lemak melalui aktivitas lipase, sehingga ekstrak yang bersifat aktivator enzim dapat bersifat sebagai pendegradsi lemak. Bahan-bahan alami ini jika digunakan secara teratur dan terukur dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah sekaligus berfungsi sebagai obat pelangsing yang lebih aman bagi kesehatan. Oleh karena itu prospek dan peluangnya sangat besar di dunia farmasi dan pengobatan.
PENUTUP
Daun Jati Belanda, Bangle, Asam Jawa, Blimbing Manis, dan Kemuning mempunyai potensi dan peluang sebagai obat untuk melangsingkan tubuh dengan mendegradasi lemak dalam tubuh. Oleh karena itu perlu penelitian yang lebih lanjut mengenai dosis penggunaan agar supaya lebih efektif dalam mendegrasi lemak dalam tubuh. Semakin banyaknya penggunaan tanaman obat sebagai bahan pelangsing alami memberikan peluang ekonomi yang baik untuk dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006. Herbal-herbal Penurun Kolesterol [serial online] (http://www.republika.co.id). Diaskes tanggal 26 Januari 2007.
Darusman LK, Rohaeti E & Sulistiyani. 2001. Kajian senyawa golongan flavonoid asal tanaman bangle (Zingiber cassumunar Roxb) sebagai senyawa peluruh lemak melalui aktivitas lipase. Bogor. Pusat studi biofarmaka lembaga penelitian. Institut Pertanian Bogor.
Febriany S. 2004. Pengaruh Beberapa Ekstrak Tunggal Bangle (Zingiber cassumunar Roxb) Dan Gabungannya Yang Berpotensi Meningkatkan Aktivitas Enzim Lipase Secara In Vitro. Skripsi. Jurusan Kimia. FMIPA. Bogor. IPB
http://www.herbal.inet.web.id. Tanaman Berkhasiat Obat. Diaskes tanggal 26 Januari 2007
Intisari online. 2000. [ serial online] www.indomedia.com/intisari/. Diaskes tanggal 26 Januari 2007
Iswantini D, Darusman LK, Gunawan E, & Nurulira Y. 2003. Identifikasi senyawa bioaktif daun Jati Belanda(Guazuma Ulmifolia Lamk.) sebagai pelansing dengan menggunakan metode enzimatis (enzim lipase). Jurnal Ilmiah Pertanian Gakuryoku. 9:138142.
Kapiten, 2002. Tanaman Untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi [ serial online] (http://www.google.co.id). Diaskes tanggal 26 Januari 2007
Koolman J dan Rohm. 1994. Color Atlas of Biochemistry. Germany. Georg Tieme Verlag.
Rachmadani. 2001. Ekstrak air daun Jati Belanda(Guazuma ulmifolia Lamk.) berpotensi menurunkan kadar lipid darah pada tikus putih strain wistar. Skripsi. Jurusan Kimia. FMIPA. Bogor. IPB.
Rahardjo S, Ngatijan dan Pramono S, 2005, Influence of Etanol Extract of Jati Belanda Leaves (Guazuma ulmifolia Lamk.) On Lipase Enzym Activity of Rattus norvegicus Serum. Inovasi. Vol.4: XVII: 48-54
Wijayakusuma HMH, Dalimarta S, & Wirian AS. 1997. Tanaman berkhasiat obat di Indonesia. Jakarta. Pustaka Kartini
Williams DA, Foye WO, Lemke TL, 1995, Principles of Medicinal Chemistry, Boston, A Waverly Company.
Winarti CT, Marwati & Yuliani S. 1994. Potnsi Bangle (Zingiber Cassumunar Roxb.) sebagai obat tradisional. Prosiding simposium penelitian bahan obat alami VIII. Bogor, 24-25 November 1994:25-37.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar