Jumat, 26 Agustus 2011

Penyakit Kista Ovarium

Penilaian klinis dan terapi massa jinak di ovarium sangat tertolong oleh adanya teknik pencitraan modern dan penggunaan kontrasepsi oral untuk menurunkan stimulasi gonadotropin hipofisis. Pemeriksaan ultrasonografi merupakan teknik pencitraan yang paling sering digunakan untuk massa ovarium. Alat-alat pencitraan membantu membedakan pembesaran ovarium dengan massa lain atau penyakit yang memenuhi rongga pelvis, menentukan struktur tumor (padat atau kistik, multilokuler atau unilokuler), ukuran tumor (seringkali sulit melalui pemeriksaan fisik pada pasien obese) dan mencatat perubahan ukuran massa seiring dengan waktu. Pada kasus-kasus yang kompleks (misal, kanker), teknik pencitraan yang lebih canggih (misalnya MRI) dapat membantu penilaian sebelum operatif.

Penyakit Kista Ovarium
Pernberian kontrasepsi oral setiap hari selarna 4-8 minggu akan meng-hilangkan 80% massa ovarium kistik fungsional yang ridak memerlukan pembedahan. Pembedahan untuk lesi-lesi jinak pada pasien pm menopause adalah pengangkaan lesi (kistekromi), laukan ooforektomi.

Kista Folikel
Kista folikel adalah sruktur normal, fisiologis, semenrara dan seringkali muhipel, yang berasal dari kegagalan resorbsi cairan Folkel dari yang tidak berkembang sempurna. Paling sering terjadi pada wanira muda yang muih menstruasi dan merupakan kisra yang paling lazim dijumpai dalam ovarium normal. Diameter kisra berklsar dari ukuran mikroskopik sampai 8 cm (rata-rata 2 cm). Secara makroskopis, kisra ini tembus cahaya, berdinding tipis dan terisi cairan jernih hingga kuning muda. Secara histologis, dinding kisra dibentuk oleh sel-sel granulosa bulat, -tersusun padat di lapisan sel teka berbentuk gelondong yang terletak lebih dalam.

Kista folikel biasanya tidak bergejala dan rnenghilang dengan spontan dalam waken <60 hari. Jika muncul gejala, biasanya menyebablun interval antar menstruasi yang sangat pendek at au sangat panjang. Perdarahan intraperitoneal dan to merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Kista yang rerun membesar arau menetap >60 hari memedukan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk kisra <4 cm adalah pemeriksaan uhrasonografi awal, pemeriksaan ulang dalam waktu 6 minggu dan sekali lagi dalam waktu 8 minggu jika kista tetap ada. Pada kista folikel >=4 cm atau jika kista kecil menetap, pemberian kontrasepsi oral selama 4-8 minggu akan menyebabkan kista menghilang sendiri.

Kista Korpus Luteum
Setelah ovulasi, sel-sel granulosa mengalami luteinisasi untuk membentuk korpus luteum. Jika darah meresap masuk ke dalam kavum selama proses ini (yang melibatkan banyak vaskularisasi), terbentuk korpus hemoragikum. Resolusi kista menyebabkan resorbsi darah dan kista korpus luteum tetap ada. Korpus luteum disebut kista korpus luteum jika berukuran 3 cm. Kadang-kadang diameter kista ini dapat sebesar 10 cm (rata-rata 4 cm). 

Penyulit proses ini dapat terjadi akibat perdarahan atau dari kista korpus luteum.
Korpus luteum hemoragik biasanya menyebabkan rasa sakit setempat dan nyeri tekan (terutama pada pemeriksaan panggul). Jika perdarahan sangat hebat sehingga kapsul ovarium pecah, terjadi hemoperitoneum. Herannya, pecahnya kapsul ovarium ini lebih sering terjadi (dua per tiga) pada sebelah kanan. Perdarahan biasanya menyebabkan nyeri hebat, mendadak pada perut bawah (tetapi dapat didahului nyeri yang menimbulkan kegelisahan). 

Rasa sakit paling sering terjadi 14-60 hari setelah periode menstruasi terakhir. Tidak jarang (sekitar seperempat kekerapan perdarahan pada kehamilan ektopik) darah yang hilang begitu banyak sehingga diperlukan intervensi pembedahan (laparoskopi atau laparotomi) untuk menghentikan perdarahan. Tindakan operatif biasanya berupa kistektomi ovarii dengan mempertahankan ovarium. Operasi perlu dilakukan jika hematokrit cairan yang didapat melalui kuldosentesis >15%

Namun jika perdarahan tidak begitu berat, rasa sakit dan nyeri tekan berhubungan dengan menstruasi yang terlambat atau amenore, karena itu kista korpus luteum harus dibedakan dengan kehamilan ektopik, ruptur endometrium dan torsi adneksa. Biasanya dilakukan dengan pemeriksaan hCG dan ultrasonografi. Jika tidak ada penyulit yang bermakna (hematoperitoneum atau torsi ovarium), dianjurkan diberikan terapi simtomatik (analgetik dan observasi).

Selain kista korpus luteum yang terjadi spontan, tidak jarangkorpus luteum kehamilan tetap ada setelah keguguran trimester pertama. Semua kista korpus luteum dini berwarna ungu hingga coklat (tergantung berapa lama sejak terjadi perdarahan) dan halus licin. Pada kasus-kasus kronis, dinding kista mungkin putih-abu-abu. Pada irisan di permukaan, dinding kista biasanya kuning-oranye, mungkin karena hilangnya bekuan darah, tetapi pada kasuskasus kronis sisa kista mungkin berwarna putih-abu-abu hingga kuning pucat. Pada pemeriksaan mikroskopis, sel-sel granulosa dan set teka mengalami luteinisasi.

Pada kasus kronis, sel-sel ini dapat menjadi atrofi karena tekanan. Kista ini aktif secara hormonal, menghasilkan estrogen dan progesteron. Oleh karena itu,gejakzgejala yang timbul terdiri atas gangguan menstruasi, nyeri pelvis unilateral dan massy adneksa yang nyeri tekan. Begitu kehamilan ektopik dapat disingkirkan, terapi konservatif(analgetik, observasi, kontrasepsi oral) dapat dimulai. Kista yang menetap dapat menghilang setelah pemberian kontrasepsi oral selama 4-8 minggu.


Kista Teka Lutein
Kista teka lutein biasanya bilateral, kecil dan lebih jarang dibanding kista folikel atau kista korpus luteum. Kista teka lutein diiisi oleh cairan berwama kekuning-kuningan. Berhubungan dengan penyakit trofoblastik kehamilan (misalnya mola hidatidosa, koriokarsinoma), kehamilan Banda atau kehamilan dengan penyulit diabetes melitus atau sensitisasi Rh, penyakit ovarium polikistik (sindrom Stein- Leventhal) dan pemberian rat perangsang ovulasi (misalnya klomifen atau terapi hCG).

Gejala-gejala yang timbul biasanya minimal (misalnya rasa penuh atau menekan pada pelvis), meskipun ukuran ovarium seluruhnya dapat sebesar 1020 cm. Komplikasi jarang terjadi dan meliputi ruptur (dengan perdarahan intraperitoneal) serta torsi ovarium. Jika ditemukan kista teka lutein, penyakit trofoblastik kehamilan harus disingkirkan. Kista sendiri tidak memerlukan terapi.

Penyakit ovarium polikistik ditemukan pada wanita berumur 15-30 tahun dengan pembesaran ovarium polikistik bilateral, =more sekunder, oligoinenore dan infertilitas. Obesitas umum terjadi dan 50% mengalami hirsutisme. Ovarium mempunyai permukaan korteks tebal berwarna keputihan dengan kista folikel kecil herisi cairan di bawah permukaan (ovarium tiram).

Diagnosis didasarkan atas ananmesis dan pemeriksaan fisik. FSH normal dan LH meningkat secara teratur (tanpa loncatan kadar LH). Kadar 17-ketosteroid urin dapat sedikit meningkat. Diagnosis dipastikan dengan ultrasonografi dan laparaskopi.
Karena pasien-pasien ini anovulatoir, endometrium dipicu oleh unopposed estrogen, karena itu meningkatkan risiko karsinoma endometrium.
Pengobatan berupa induksi ovulasi, mula-mula dengan klomifen sitrat siklik tetapi mungkin diperlukan hMG. Wedge resection berhasil mem-pertahankan kesuburan tetapi hanya dilakukan sebagai upaya terakhir karena dapat terjadi penyakit pelekatan atau insufisiensi ovarium akibat operasi ini.

Pustaka
BS Obstetri dan Ginekologi Oleh Ralph C. Benson & Martin L. Pernoll
http://fkunhas.com/  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar