Senin, 29 Agustus 2011

Menyapih Anak dari Botol Susunya

Tawarkan cara lain untuk melepaskan botol susunya, misalnya dengan memberinya straw cup.
KOMPAS.com - Buat si kecil, meminum susu di dalam botolnya adalah suatu pengalaman nikmat tiada tara. Botol dan susunya tak beda dengan selimut hangat atau boneka beruang kesayangannya. Ketika Anda bepergian bersamanya, dan persediaan susu telah habis, si kecil bagaikan sedang "sakau" minum susu. Gelisah, uring-uringan, dan merepotkan.
Ketika sudah waktunya bagi mereka untuk belajar menggunakan gelas untuk minum susu, tantangannya berikutnya menanti. Berpisah dengan botol susu bukanlah ide menarik untuk si kecil. Meninggalkan botol sama rasanya dengan meninggalkan teman baiknya. Namun, Anda memang harus tega menggusur botol susunya itu.

Yang perlu Anda lakukan saat menerapkan latihan ini adalah kegigihan, ketekunan, dan selalu mengingat bahwa latihan ini akan berhasil. Buktinya, Anda tak pernah melihat murid TK masuk sekolah sambil membawa botol susunya, bukan? Berikut langkah yang bisa Anda lakukan:

Singkirkan botolnya
Menyapih anak memerlukan komitmen yang tinggi. Ketika Anda memutuskan ini waktunya anak berhenti menggunakan botol susu, sebaiknya botol susu pun tak lagi beredar di dalam rumah. Menyimpan botol di meja atau rak piring hanya akan membuat si kecil terus merengek dan mempersulit transisinya.

Cara satu-satunya: singkirkan botol tersebut dan pastikan si kecil melihat Anda melakukannya. Masukkan botol susu ke dalam tas, dan katakan pada anak bahwa Anda akan memberikan botol tersebut kepada anak lain yang lebih membutuhkan. Ajak anak membawanya ke kotak pos, ucapkan perpisahan, dan minta ia tetap tabah.

Tukarkan
Bila si kecil belum bersedia melepaskan botol susunya, Anda bisa menawarkan alternatif untuk memikatnya. Misalnya, dengan memberikan sippy cup (gelas yang diberi penyedot) sebelum benar-benar mengharuskannya menggunakan gelas. Atau, Anda bisa memberikan susu cokelat sebagai pengganti susu putihnya yang biasa. Anda harus hati-hati, agar anak yang tergolong pemilih tidak lantas memilih jenis minuman yang kurang bergizi.

Tekunlah
Tentu akan ada "pemberontakan-pemberontakan" kecil saat menjalani proses ini. Entah ia menangis sepanjang waktu, terjadi temper tantrum, atau ia bersikeras tak mau minum susu. Apapun yang terjadi, jangan menyerah. Anda telah membuat keputusan untuk menyingkirkan botolnya untuk alasan yang tepat, jadi tetaplah dengan rencana Anda. Proses ini tak akan mudah, namun bila Anda melunak, Anda hanya akan mempersulit kemajuan si kecil dan Anda sendiri.


Sumber: SheKnows

Tidak ada komentar:

Posting Komentar