Kunyit diperkirakan berasal dari India yang kemudian dibawa oleh pedagang-pedagang dari Gujarat ke Indonesia. Di Jawa Barat, tanaman ini biasa disebut koneng dan di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama temu kuning atau kunir. Tanaman ini dapat dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Herba ini termasuk terna tahunan dengan tinggi sekitar 50-100 cm. Bentuk batangnya bulat dan berwarna hijau keunguan. Kunyit mampu membentuk rimpang berwarna oranye jika sudah tua dan tunas mudanya berwarna putih, membentuk rumpun yang rapat, berakar serabut, dan berwarna cokelat muda. Setiap tanaman berdaun 3-8 helai dengan panjang daun beserta pelepahnya mencapai 70 cm. Helaian daun berbentuk lanset memanjang, berwarna hijau dan hanya bagian atas dekat pelepahnya yang berwarna agak keunguan dengan panjang 28-85 cm dan lebar 10-25 cm.Kunyit mempunyai daya adaptasi yang cukup baik di daerah tropis. Untuk menghasilkan rimpang yang besar dan baik, tanaman ini menghendaki tempat yang terbuka dan sedikit naungan. Kunyit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, tetapi seperti halnya tanaman pertanian lainnya, herba ini tidak dapat bertoleransi di tanah yang tergenang. Jenis tanah yang ideal untuk budi daya kunyit adalah tanah lempung berpasir, memiliki banyak unsur hara, gembur, dan sedikit lembap.
Sejauh ini yang dapat diketahui, rimpang kunyit mengandung minyak asiri 3-5% yang terdiri dari turmeron, simen, dan artumeron. Kandungan yang lainnya adalah kurkumin, pati, dan damar. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa kunyit dapat menghilangkan penyumbat dengan cara melancarkan aliran darah dan energi vital. Kunyit juga berkhasiat antiradang, antibakteri, antioksidan, peluruh kentut, peluruh haid, dan bisa melancarkan keluarnya empedu ke usus. Kandungan fitohormonnya dapat menormalkan siklus haid yang tidak teratur.
Sumber Artikel Kesehatan
Memanfaatkan bumbu dapur untuk mengatasi aneka penyakit Oleh Ir. W.P. Winarto & Tim Karyasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar