Minggu, 28 Agustus 2011

Usir Kanker dengan Keladi Tikus (Tanaman Herbal Anti Kanker)

200804120051003 150x150 Usir Kanker dengan Keladi Tikus (Tanaman Herbal Anti Kanker)Indonesia dikaruniai kekayaan tanaman obat (herbal), mungkin ribuan spesies. Salah satunya yang dibutuhkan masyarakat adalah keladi tikus (Typhonium flagelliforme) dan termasuk dalam famili Araceae
Namanya memang belum setenar herba lainnya seperi sambiloto, temu putih, temu lawak, dan mengkudu. Tetapi keladi punya khasiat luar biasa bagi dunia pengobatan, karena dapat mengusir kanker dan berbagai penyakit berat lain. Di luar negeri, keladi tikus disebut sebagai rudent tuber.
Keladi tikus mengandung antineoplastik atau antikanker, serta bisa berkhasiat sebagai antivirus. Efek farmakologi inilah yang menjadi obat utama untuk mengatasi kanker stadium lanjut.
Seluruh bagian tanaman bisa digunakan untuk pengobatan, mulai dari akar (umbi), batang, daun, hingga bunga.
Efeknya akan bertambah baik kalau diberikan bersama-sama dengan herba lain seperti sambiloto, rumput mutiara, dan temu putih. Ekstrak keladi tikus dan bahan alami lainnya membantu detoksifikasi jaringan darah.
Ramuan ini mengandung ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan dan zat antikurkumin. RIP berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya, dan memblokir pertumbuhan sel kanker. Zat antioksidan berfungsi mencegah kerusakan gen, sementara zat antikurkumin berfungsi sebagai antiinflamasi/antiperadangan.
Aneka Kanker Kandungan kimiawi tanaman ini belum banyak dipublikasikan. Namun berdasarkan literatur, tanaman ini bisa menyembuhkan berbagai jenis kanker, mulai dari payudara, paru-paru, usus besar, rektum, lever, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, sampai pankreas.

Bahkan herbal ini bisa digunakan untuk menetralisir racun narkoba. Umbi kerabat aglaonema itu pun mampu mengakhiri penderitaan akibat koreng dan frambusia (patek) akibat bakteri yang mudah menular. Caranya, lumatkan umbi keladi tikus yang sudah direndam selama setengah jam, kemudian ditempelkan di atas luka dan ditutup dengan kain.
Penderita bisa mengonsumsinya dengan cara meminum air hasil perasan seluruh bagian tanaman, tiga kali sehari. Sekarang pun ada kapsul yang merupakan ekstrak dari keladi tikus.
Dua hari pertama setelah minum mungkin akan mual, sedikit diare, kotoran hitam-hitam, dan lesu. Itu menandakan obat alami sudah bereaksi. Tetapi jika tidak tahan, pemakaian keladi tikus dapat dihentikan dulu atau dikurangi.
Secara empiris, ditunjang bukti ilmiah, keladi tikus memang berkhasiat obat. Namun mengonsumsi keladi tikus tak semudah bayangan orang. Pertama, banyak orang yang belum mengetahui pasti tanaman keladi tikus. Kedua, pengolahan tanaman harus tepat, jika tidak ingin tenggorokan menjadi gatal.
Yang perlu diperhatikan, wanita hamil dilarang menggunakan obat ini. Keladi tikus juga tak boleh dikonsumsi pasien yang baru saja menjalani operasi, setidaknya harus menunggu hingga dua minggu kemudian.
Tanaman Semak Untuk menemukan tanaman ini tidaklah sulit. Tanaman sejenis talas dengan tinggi hanya 25-30 cm ini termasuk tumbuhan semak. Ia menyukai tempat yang lembab dan tidak terkena matahari langsung.
Tanaman berbatang basah ini tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut (dpl).

Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daun bulat dengan ujung meruncing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar. Umbi keladi tikus berbentuk bulat rata, sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih.
Perkembangbiakan bisa dilakukan melalui umbi atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut. Di musim kemarau, batang menghilang. Tetapi di musim hujan muncul lagi di atas permukaan tanah, dari umbi yang terpendam di dalam tanah.
Mahkota bunganya berbentuk panjang kecil berwarna putih mirip dengan ekor tikus, dari sinilah nama keladi tikus diberikan. Namun ada beberapa jenis yang mempunyai kelopak bunga berwarna merah.
Untuk jenis yang ini biasanya dikembangkan untuk tanaman hias hasil silangan. Anda berminat menanam?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar